.

.

Laman

Kamis, 28 November 2013

Refleksi


Selama hampir tiga tahun di Mikael, banyak sekali hal yang saya lakukan. Setelah tiga tahun berproses banyak perubahan yang ada pada diri saya, baik perubahan yang positif maupun negatif. Pertama kali saya masuk di Mikael saya merupakan pribadi yang sangat kaku dan tidak humoris sekali serta terkesan terlalu serius, hanya butuh satu tahun saja sifat itu hilang semua, saya berubah menjadi pribadi yang sangat humoris dan tidak terlalu tegang.
Tahun pertama bagi saya adalah tahun pengujian, karena di tahun pertama lah suka dan duka banyak terjadi meskipun banyak dukanya karena harus beradaptasi dengan iklim dunia tehnik mesin yang identik dengan ketelitian dan ketepatan. Salah satu praktek yang sangat berat bagi saya adalah mengikir, pada saat praktek tersebut saat berangkat sekolah ada beban yang berat karena prakteknya yang sangat berat. Meskipun dengan duka yang seperti itu suasana belajar yang paling menudukung menurut saya adalah tahun pertama karena jadwal praktek hanya 5 jam, tugas-tugas belum banyak dan yang paling penting pada saat minggu praktek hari sabtu libur sehingga ada hari dimana kita benar-benar rileks untuk membuang semua beban hasil lari paksa rutinitas satu minggu. Namun semua itu sudah terlewati meskipun berat toh semua dapat saya lewati dengan sukses, semua itu berkat keacuhan saya terhadap rasa malas saya.
Di tahun kedua semua berubah, kami mulai dikotakkan di 2 sub jurusan yang berbeda dan untuk pertama kalinya saya masuk jam setengah 3 siang dan pulang jam 10 malam bagi saya itu bukan masalah tapi merupakan berkah karena pada dasaenya saya suka sesuatu yang diluar kebiasaan. Di tahun itu mulai banyak tugas-tugas yang memberatkan dan ditambah lagi guru-guru yang “galak” terutama guru bengkel, mungkin karena kami dianggap sudah bisa dan pada kenyataanya kami belum mengerti sepenuhnya karena pada tahun pertama 1% keberuntungan masih sangat berperan, di thun ini juga saya menemukan teman-teman yang memiliki polo pikir yang hampir sama dengan saya sehingga semua hal yang terjadi dikelas 2 sangatlah cepat berlalu.
Setelah tahun kedua usai saya dan seluruh teman kelas saya menginjak kelas 3, bukannya tambah dewasa kelas saya menjadi sedikit sombong dengan prestasi di tahun sebelumnya dan terkesan urakan, banyak dari teman saya yang mulai mengotak-ngotak kan diri sehingga kekompakan kelas mulai berkurang. Banyak teman yang saling “grenengi” dibelakang, saya pun juga banyak mungkin karena mereka tidak suka dengan saya namun bagi saya itu bukan masalah toh saya tidak cari masalah dan jika mereka butuh saya pasti mereka akan secara 180 derajat berubah. Di kelas tiga ini saya mulai tidak kerasan dengan kondisi belajar di kelas karena banyak teman saya yang sebenarnya memiliki mimpi besar tapi perjuangan mereka di kelas sebesar mimpi-mimpi mereka dan malah mengganggu teman yang lain yang benar-benar ingin mencoba meraih mimpinya. Sebenarnya saya kecewa dengan teman-teman saya karena mereka sepertinya bukan mereka-mereka yang dulu saat pertama di kelas 2 bukan yang suka “ngrasani”. Tapi semua itu suatu proses kedewasaan bagi saya dan teman-teman semoga semua ini menjadikan kami lebih baik lagi, saya juga berharap setelah semua ini selesai semangat Ignatian dan 3C yang selalu saya dengan tetap ada didiri saya, meskipun omongan tersebut seperti omongan anak kecil tapi itu merupakan sesuatu yang orang dewasa sering lakukan, mengabaikan sesuatu hal yang kecil.

Jumat, 22 November 2013

Era David Moyes

Premier League baru berjalan enam pertandingan tetapi sang juara bertahan Manchester United sudah kalah tiga kali. Ini start terburuk MU sejak 1989/90 meski belum ketahuan bagaimana finis MU musim ini dibandingkan dengan catatan 24 tahun lalu itu.

Di bawah arahan David Moyes yang masuk menggantikan manajer legendaris Sir Alex Ferguson sejak musim panas lalu, 'Setan Merah' memulai usahanya mempertahankan gelar juara dengan tidak meyakinkan. Dari enam laga MU cuma bisa meraih 7 poin berkat dua kemenangan, satu kali imbang, dan tiga kekalahan, untuk duduk di posisi 12 klasemen sementara Liga Primer.

Dari catatan Opta, MU disebut tidak pernah mampu menjuarai kompetisi kasta teratas liga, Divisi Satu atau Premier League, ketika sudah kalah minimal tiga kali atau lebih, di enam pertandingan awal.

Sebagai tambahan, dalam lima musim terakhir tim yang menjuarai Premier League umumnya cuma menelan empat atau lima kekalahan dalam satu musim. Satu-satunya pengecualian di periode ini adalah pada musim 2009-10 ketika Chelsea tampil jadi juara dengan enam kekalahan.

Bercermin dari hal itu, ditambah fakta bahwa musim masih menyisakan 32 laga lagi, peluang MU mempertahankan gelar juara liga di atas kertas memang masih ada. Tetapi secara realistis tentu saja terus-menerus menang, dengan batas toleransi setidaknya menelan tiga kekalahan lagi, bukan perkara gampang.

Apalagi setelah kalah dari Liverpool (0-1) dan Manchester City (1-4)--plus kekalahan mengejutkan 1-2 atas West Brom, MU di paruh pertama musim ini pun masih harus menghadapi tim rival berat seperti Arsenal (10 November) dan Tottenham Hotspur (1 Desember). Itu mengapa Metro menyebut bahwa para rumah judi kini cuma menempatkan MU di posisi empat dalam persaingan berebut gelar juara. Untuk berebut tiket Liga Champions pun MU diprediksi mesti bersaing ketat dengan Spurs.

Namun demikian, angka dan statistik ini tak lantas menyurutkan semangat para pemain MU. Itu setidaknya tercermin dari komentar salah satu pemain bertahannya, Alexander Buttner.
"Saya pikir tidak ada sebuah krisis. Tentu saja suporter ingin melihat Manchester United menang--kami para pemain juga menginginkannya," seru Buttner di Sporting Life.

"Kami sudah menelan beberapa kekalahan dan jika kalah kami tak senang. Saya pikir kami masih mampu melakukannya sebagai sebuah tim. Musim kami dimulai di sini. Kami akan meraih kemenangan-kemenangan, saya yakin akan hal itu," tegasnya.

Performa MU 24 Tahun Lalu

Start buruk MU saat ini merupakan yang terburuk sejak musim 1989-90. Saat itu, catat Wikipedia, MU yang ditangani Ferguson mengawali musim dengan oke menyusul kemenangan 4-1 atas juara bertahan Arsenal di laga pembuka liga. Namun, situasi dengan cepat berubah.

Pada bulan September MU menelan kekalahan tandang memalukan lawan Manchester City dengan skor 1-5. Pada titik itu MU sedang menjalani periode buruk dengan melewati delapan laga untuk menuai enam kekalahan dan dua hasil imbang.

Ini membuat banyak suporter dan jurnalis yang waktu itu langsung meminta Ferguson untuk dipecat atas dasar hasil-hasil buruk tersebut dan juga kenyataan bahwa sejak datang ke Old Trafford pada 6 November 1986 ia belum juga mampu mempersembahkan satu gelar pun buat MU.

Setelah tuntas semusim penuh, MU harus puas finis di posisi 13 klasemen liga dengan 48 poin, atau berjarak lima angka saja dari zona degradasi. Total ada 16 kekalahan yang dialami MU saat itu. Namun, musim ini juga ditandai MU dengan piala usai menjuarai Piala FA. Untuk Fergie itu adalah trofi pertama, dari total 38 gelar juara, darinya untuk 'The Red Devils'. So, apa pun yang dilakukan Moyes, akan kita lihat hasilnya pada akhir musim. 

Era Sir Alex Ferguson

Alex Ferguson datang dari Aberdeen untuk menggantikan Atkinson dan mengantarkan klub meraih posisi 11. Musim berikutnya yaitu musim 1987–88, United menyelesaikan liga di posisi kedua, dengan Brian McClair yang menjadi pencetak 20 gol liga setelah George Best.
United mengalami masa sulit 2 musim berikutnya. Dengan pembelian pemain yang cukup banyak, Ferguson tidak dapat memenuhi harapan suporter. Alex Ferguson telah berada dalam bahaya pemecatan pada awal 1990, tetapi sebuah gol dari Mark Robins membawa United menang 1–0 atas Nottingham Forest dibabak ketiga Piala FA. Ini membuat Ferguson terselamatkan dan pada akhirnya United memenangkan Piala FA, setelah mengalahkan Crystal Palace di partai ulang babak final.
United memenangkan Winners’ Cup Eropa di 1990–91, mengalahkan juara Spanyol musim itu, Barcelona di final, tetapi mengecewakan di musim berikutnya karena di liga mereka kalah dari saingan, Leeds United.
Kedatangan Eric Cantona di November 1992 merupakan sebuah langkah krusial United saat itu. Cantona membaur bersama pemain dan memenangkan Final Piala FA menjadikan MU menjadi juara dua di liga dan Piala FA. Ferguson membuat suporter kesal karena menjual beberapa pemain Beberapa dari mereka langsung terpilih menjadi anggota Tim nasional sepak bola Inggris. Secara mengejutkan, United kembali meraih double pada musim 1995–96. Ini adalah pertama kalinya klub Inggris meraih double sebanyak dua kali dan akhirnya mereka mendapat sebutan “Double Double”.[6]
Mereka memenangkan liga musim 1996–97 dan Eric Cantona menyatakan pensiun dari persepak bolaan profesional pada usia 30. Mereka mengawali musim 1997–98 dengan baik, tetapi mengakhiri liga pada posisi dua klasemen, dibawah pemenang dua gelar, Arsenal.

Treble (1998–1999)


Trofi Treble Manchester United di simpan di Museum Di Old Trafford
Musim 1998–99 untuk Manchester United adalah musim tersukses karena mereka berhasil menjadi satu-satunya tim Inggris yang pernah meraih Treble(tiga gelar dalam satu musim) — dengan memenangkan Liga Utama Inggris, Piala FA dan Liga Champion UEFA di musim yang sama.[7] Setelah melewati Liga Utama yang padat, Manchester United berhasil memenangkan liga pada pertandingan terakhir melawan Tottenham Hotspur dengan skor 2–1, ketika Arsenal menang 1–0 atas Aston Villa.[8] Memenangkan Liga Utama merupakan bagian pertama dari treble United, yang disebut Ferguson bagian tersulit.[8] Di final Piala FA mereka bertemu Newcastle United dan menang 2–0 melalui gol Teddy Sheringham dan Paul Scholes.[9] Pada pertandingan terakhir mereka musim itu, pertandingan Final Liga Champions Eropa 1999, mereka mengalahkan Bayern Munich, pertandingan tersebut disebut-sebut sebagai comeback terbaik yang pernah ada, kalah sampai dengan injury time dan mencetak gol dua kali di menit-menit terakhir untuk memastikan kemenangan 2–1.[7] Manchester United juga memenangkan Piala Interkontinental setelah mengalahkan Palmeiras 1–0 di Tokyo.

Setelah Treble (1999–sekarang)

United memenangkan liga tahun 2000 dan 2001, tetapi mereka gagal meraih kembali trofi kompetisi Eropa. Pada tahun 2000, Manchester United menjadi salah satu dari 14 pendiri kelompok G-14.[11] Ferguson mengadopsi gaya permainan bertahan dan tetap gagal di kompetisi Eropa dan United menyelesaikan liga pada urutan ketiga klasemen. Mereka meraih kembali gelar liga musim berikutnya dan memulai musim dengan sangat baik, namun penampilan mereka memburuk ketika Rio Ferdinand menerima skorsing 8 bulan karena gagal dalam tes doping. Mereka memenangkan Piala FA 2004, setelah mengalahkan Millwall.
Musim 2004-05, produktivitas gol United berkurang, yang disebabkan oleh cederanya Ruud van Nistelrooy dan United menyelesaikan musim tanpa meraih satu gelar pun. Kali ini, Piala FA dimenangkan oleh Arsenal yang mengalahkan United melalui adu penalti. Di luar lapangan, cerita utamanya adalah kemungkinan klub diambil alih oleh pihak lain dan pada akhir musim, Malcolm Glazer, seorang pengusaha asal Tampa, telah memiliki kepemilikikan United.
United melakukan awal buruk pada musim 2005–06, dengan kepergian Roy Keane yang bergabung dengan Celtic setelah United banyak dikritik publik dan klub gagal melewati babak knock-out Liga Champions untuk pertama kalinya dalam satu dekade setelah kalah dari tim asal Portugal, Benfica. Musim ini adalah musim yang buruk bagi United karena pemain kunci mereka seperti, Gabriel Heinze, Alan Smith, Ryan Giggs dan Paul Scholes cedera. Mereka hanya meraih satu gelar musim itu, Piala Liga, mengalahkan tim promosi Wigan Athletic dengan skor 4–0. United memastikan tempat di urutan kedua klasemen liga dan lolos otomatis ke Liga Champions setelah mengalahkan Charlton Athletic 4–0. Akhir musim 2005–06, satu dari penyerang kunci, Ruud van Nistelrooy, meninggalkan klub dan bergabung dengan Real Madrid, karena hubungannya dengan Alex Ferguson retak.[12]
Musim 2006-07 memperlihatkan gaya permainan United yang menyerang seperti pada dekade 90-an, mencetak 20 gol lebih di 32 pertandingan. Pada Januari 2007, United mendapatkan Henrik Larsson dengan status pinjaman selama 2 bulan dari Helsingborgs, dan pemain itu memiliki pera penting dalam pencapaian United di Liga Champions,[13] dengan harapan meraih Treble kedua; namun setelah mencapai babak semi-final, United kalah dari A.C. Milan 3–5(agregat).[14]
Dalam perayaan ke-50 keikutsertaan Manchester United dalam kompetisi Eropa, dan juga perayaan ke-50 dari Treaty of Rome, Manchester United bertanding melawan Marcello Lippi dan tim Eropa XI di Old Trafford pada 13 Maret 2007. United memenangkan pertandingan 4–3.[15]
Empat tahun setelah gelar terakhir mereka, United meraih kembali gelar juara liga pada 6 Mei 2007, setelah Chelsea bermain imbang dengan Arsenal, meninggalkan the Blues tujuh poin di belakang dengan menyisakan 2 pertandingan, diikuti kemenangan United 1–0 dalam derbi Manchester hari sebelumnya, mengantarkan United ke gelar kesembilan Premiership-nya dalam 15 tahun eksistensinya. Namun, mereka tidak dapat mencapai double keempat mereka, karena Chelsea mengalahkan United 1-0 di final Piala FA 2007 yang berlangsung di Stadion Wembley yang baru.
Pada 11 Mei 2008, United kembali meraih gelar liga setelah mengalahkan Wigan 2-0 di pertandingan terakhir untuk memastikan gelar tersebut, disusul gelar Liga Champions pada tanggal 21 Mei 2008 yang diraih dengan mengalahkan Chelsea 6-5 di final melalui adu penalti setelah bermain seri 1-1 di waktu normal 2×45 menit serta perpanjangan waktu 2×15 menit. Dengan status sebagai juara Liga Champions tersebut, United berhak mengikuti Piala Dunia Antarklub FIFA 2008 dan berhasil menjuarai turnamen tersebut setelah mengalahkan Gamba Osaka 5-3 di semifinal dan LDU Quito 1-0 di final. United pun menjadi klub Eropa kedua yang menjadi juara dunia setelah AC Milan pada 2007.Setahun setelah final Liga Champions UEFA tahun 2008,Manchester United masuk kembali ke final tahun 2009.Namun,secara meyakinkan dipecundangi dan diajari bagaimana caranya bermain sepak bola yang benar oleh FC Barcelona 2-0 di Roma,Italia.

Sejarah

Berdiri: 1878
Alamat: Old Trafford, Manchester England
Telepon: 01618688000
Faksimile: 01618688804
Surat Elektronik: enquiries@manutd.co.uk
Laman Resmi: http://www.manutd.com
Ketua: Joel & Avram Glazer
Direktur: Edward Woodward
Stadion: Old Trafford
Sejarah Singkat
Pada 1878, para pekerja depot Lancashire and Yorkshire Railway mendirikan klub sepakbola bernama Newton Heath L&YR FC. Klub tersebut nyaris mengalami kebangkrutan pada 1902 sebelum diselamatkan oleh investasi JH Davies, direktur pengelola Manchester Breweries. Dalam rapat direksi setelah pembelian, para pengurus klub merasa perlu mengubah nama klub untuk menandai awal yang baru. Pada 26 April 1902, dipilihlah nama Manchester United berkat usulan seorang pria berdarah Italia, Louis Rocca, di antara pilihan nama lain seperti Manchester Central dan Manchester Celtic.

Sukses pertama di liga dimulai pada 1907/08. Musim sebelumnya, MU memboyong Billy Meredith dan Sandy Turnbull dari rival sekota, Manchester City, akibat melanggar peraturan FA. United sukses unggul sembilan poin di atas tim peringkat kedua, Aston Villa. Setahun setelah sukses meraih mahkota liga, United menggaet trofi Piala FA untuk kali pertama. Dua bekas pemain City itu benar-benar menjadi inspirasi United untuk mendominasi persepakbolaan Inggris.

Di kancah Eropa, sukses United sohor dikenal dengan generasi Busby Babes. Setelah kehilangan banyak pemain berbakat akibat kecelakaan pesawat di Muenchen pada 6 Februari 1958, United bangkit sepuluh tahun kemudian. Upaya Busby membangun ulang United tidak sia-sia. Beberapa pemain muda yang ditemukannya, termasuk George Best, menginspirasikan kemenangan United 4-1 atas Benfica, yang masih diperkuat Eusebio.

Pada era modern, legenda United dilanjutkan pria Skotlandia bernama Sir Alex Ferguson. Sejak kompetisi Inggris memasuki era Liga Primer, Man Utd memborong 11 kali mahkota juara dari 17 kesempatan. Di Eropa, bersama Ferguson United sukses menambah koleksi gelar juara Liga Champions pada 1999 dan 2008.

Mitch Lucker

Mitch Lucker - merupakan seorang vokalis dari sebuah band yang bernama suicide silence, ia meninggal pada tahun 2012 tepatnya pada bulan november. Dia meninggal karena sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa artis yang bernama Mitch Lucker tersebut. Berikut kronologinya

Kepergian Mitch Lucker yang sangat mendadak tentu memunculkan pertanyaan bagi banyak pihak, Mitch yang sempat memposting fotonya menggunakan kostum Hallowen tersebut harus meregang nyawa beberapa jam kemudian lewat kecelakaan maut yang menimpanya di salah satu perempatan jalan di Huntington Beach, California. 

 Mitch Lucker meninggal dunia di UCI Medical Center di Orange Coutry. Dirinya sempat dilarikan ke rumah sakit tersebut, tetapi naas umur berkhendak lain. Mitch yang saat itu mengendarai Harley Davidson kesayangannya berwarna hitam, diduga lepas kontrol dan menabrak sebuah tiang lampu di pinggir jalan sehingga dirinya pun terlempar dari tempat duduknya, sementara motornya terus bergerak sendiri dan berhenti setelah menabrak sebuah mobil pickup Nissan Titan yang sedang melintas. Tetapi semua kabar duka ini, ternyata ada penyebab dari semuannya. Istri Mitch, "Jolie Carmadella" buka suara.

 Ia membeberkan kronologis kecelakaan maut yang merenggut nyawa suaminya tersebut. Pada acara "Candle Light Vigil" yang diadakan untuk menghormati vokalis Suicide Silence tersebut, Jolie berkata dihadapan semua fans dan keluarga. "Dia seorang alkoholik, itu adalah masalah yang nggak pernah bisa ia selesaikan. Aku mencoba menghentikannya. 

Aku berada di depannya, memohon agar ia nggak meninggalkan rumah, meminta "Ini serius, tolong jangan pergi", namun ia memilih untuk pergi, dan inilah yang terjadi". "Ia adalah pria yang hebat, ia adalah ayah dan suami yang baik, kini ia nggak bisa melihat putri kami, Kenadee tumbuh. Ia lebih memilih untuk minum dan berkendara. Pikirkan sesuatu sebelum kalian melakukan sesuatu yang bodoh. Ini bisa menjadi pembelajaran". tambahnya. Selamat jalan Mitch Lucker, karya-karyamu akan terus dikenang.

As I Lay Dying


As I Lay Dying adalah band metalcore asal San Diego California. Band yang memiliki gaya bermusik yang cukup unik ini menggabungkan musik metal yang berbasis pada riff riff melodius ala Gothenburg Sound , seperti In Flames dan At The Gates dengan komposisi ringan ala musik Punk sehingga mudah dicerna dan disimak bahkan oleh para pendengar musik rock/metal yang terhitung baru mendengar lagu lagu dari mereka. Nama band ini berasal dari novel William Faulkner yang dicetak sekitar tahun 1930’an berjudul As I Lay Dying yang menceritakan kehidupan keluarga petani Amerika yang religius.Band ini kini digawangi oleh Tim Lambesis,sebagai vokalis,dan leader dari band ini, kemudian drummer muda enerjik dan sangat berbakat Jordan Mancino. Dual shredder yang memperkuat dari sisi riff gitar, Nick Hipa dan Phil Sgrosso . Nick Hipa merupakan gitaris yang cukup menonjol dengan karakter sound yang berbeda dengan musik metalcore kebanyakan, karena boleh dibilang ‘terlalu melodius’ dan kurang tebal distorsinya, dan justru hal itu menambah karakter dari pattern2x
lead gitar dari Nick, sementara karakter sound distorsi yang tebal dilapis oleh Phil
yang memang memiliki background lebih kuat dibandingkan Nick .Sementara Josh Gilbert membantu Tim Lambesis sebagai clean vocalist dan juga bertanggung jawab sebagai pencabik bas.

As I Lay Dying merupakan band yang cukup terkenal di scene metal dunia karena meraih beberapa prestasi . Salah satu yang cukup fenomenal adalah dengan dinominasikan-nya lagu Nothing Left dalam ajang Grammy Awards di tahun 2008. Di tahun ini juga band ini dianugrahi penghargaan San Diego Music Award. Di tahun sebelumnya band ini memenangkan penghargaan Ultimate Metal God dari saluran TV musik terkenal di dunia MTV2 .

Band ini seringkali dicap sebagai band yang cukup religius, karena lirik lirik positifnya yang tergolong berbeda dengan band lain. Bila band lain banyak mengumbar kekerasan, kegelapan, realita social, band ini justru mengangkat tema religius dan unsure spiritual positif dalam lagu-lagu mereka. Hal ini sempat membuat mereka digelari band metal spiritual. / white metal ,hal ini tercermin lewat rilisan mereka mulai dari Beneath The Encoding of Ashes, yang dirilis di tahun 2001 sampai pada album Shadows are Security yang dirilis tahun 2005. Tim Lambesis seperti vokalis dan penulis lirik dari band ini mulai bereksperimen dengan lirik yang bertema sosial di album terakhir mereka “ An ocean between us “ yang dirilis tahun 2007 lalu, justru menambah greget dan karakter dari band ini, lirik yang tidak preachy tapi mengajak ke sisi positif tergambar disini . Seiring dengan sambutan positif dari berbagai kritikus musik metal diseluruh dunia, juga band ini beberapa kali tampil dalam sampler majalah Metal Hammer sepanjang tahun 2007, tercatat penulis memiliki 2 edisi Metal Hammer yang memuat mengenai band ini. Bahkan album An Ocean .. ini berhasil menduduki peringkat Billboard 200 no.8 dan no 1 di bagian rock chart , sebuah prestasi yang cukup membanggakan bagi sebuah band yang masih terhitung masih baru diblantika musik rock/metal dunia. Tak salah bila Adam Dukiewicz , gitaris dari band KSE (Killswitch Engage) yang bisa dikatakan pelopor dari genre Metalcore ini memproduseri album An Ocean … dan tak lupa juga Andy Sneap sang maestro “modern sound of metal “ bertugas mengemas sound di album ini sehingga tampil lebih baik di banding album sebelumnya, Shadows are Security.

Dead Squad

Ketika ingar-bingar Parc masih ada, dua gitaris Stevie Item (Andra and the Backbone) dan Ricky Siahaan (Seringai) berkumpul untuk membuat band baru untuk memuaskan keinginan mereka dengan band metal lama sekolah. Sebelum mereka berpisah, keduanya berjuang bersama-sama untuk membangunkan Langkah Forward. Untuk melengkapi formulir, Bons (ex-pemain dari Tengkorak) dan Andyan (ex-pemain dari Siksa Kubur) diundang untuk bergabung. Tujuan pertama dari band ini bermain musik untuk sesi jamming, Slayer, Anthrax, dan Sepultura adalah musik yang mereka memilih untuk bermain.

band ini tidak layak untuk membuat musik mereka sendiri, karena mereka berpikir itu hanya sebuah band proyek. Dengan cara mereka, Ricky mengundurkan diri dari band karena kegiatan pekerjaannya, Pada bulan Juni 2006, Prisa (ex-pemain dari Zala) muncul untuk mengisi kekosongan posisi gitar.. Tidak lagi dari itu, Babal (Alexander) direkrut menjadi vokalis. Dengan formasi ini mereka tegas diri sebagai Deadsquad (DS). Sejak tanggal 29 Agustus 2008 mereka melebihi membentuk rangkaian manggung. Mereka juga mulai menulis musik mereka, nama mereka ramai di mana-mana.

Deadsquad disebut sebagai kelompok super karena nama mereka mengakui di depan umum. Pada bulan November 2007, Prisa resmi mengundurkan diri dari Deadsquad, hal itu tidak membuat Deadsquad lumpuh. Mereka memutuskan untuk berdiri dengan satu gitar. Pada bulan Oktober 2008, Deadsquad menemukan profil baru untuk menjadi pasangan elektron Stevie. Namanya Christopher Bollemeyer, seorang gitaris yang dikenal sebagai Coki dan tercatat sebagai personil Netral's. Pada bulan yang sama, Daniel (Memusnahkan Conception) bergabung untuk memperkuat formulir. Maret 2009. Setelah lama berdiri di atas panggung dan membuat satu-dua tunggal, sekarang saatnya untuk Deadsquad untuk menyebarluaskan teror padat. Mereka bekerja sama dengan Rottrevore Records (Indonesia), mereka merilis Horor Visi sebagai album pertama mereka.

Diluncurkan 9 Maret 2009 ketika mereka berhasil membuka konser Lamb Of God di Jakarta. Manufaktur Replika Baptis. Apakah satu judul yang mencerminkan album yang berisi delapan lagu tegangan tinggi. Dengan mengambil lirik dengan sisi gelap, semua lagu dalam album ini adalah mengatur komposisi disiplin; Teknis Death Metal yang membombardir para pecinta musik metal downstroke kinerja parade di gitar yang diberkati dengan lead melodi dan harmonis akan menjadi sorot untuk album ini. Dari mereka pasti dikombinasikan dengan hyperblasting-grinding drum menjarah padat dan juga menggeram dan berteriak manuver pada vokal. Hanya saja hak proyek sekolah tua nostalgia di awal, tetapi kemudian eksplorasi band loop ke akar. Mereka dipengaruhi dari luar negeri band: Necrophagist, Visceral Bleeding, Spawn of Possession, Disavowed, Decrepit Birth, until Nile.