Selama hampir tiga
tahun di Mikael, banyak sekali hal yang saya lakukan. Setelah tiga
tahun berproses banyak perubahan yang ada pada diri saya, baik
perubahan yang positif maupun negatif. Pertama kali saya masuk di
Mikael saya merupakan pribadi yang sangat kaku dan tidak humoris
sekali serta terkesan terlalu serius, hanya butuh satu tahun saja
sifat itu hilang semua, saya berubah menjadi pribadi yang sangat
humoris dan tidak terlalu tegang.
Tahun pertama bagi
saya adalah tahun pengujian, karena di tahun pertama lah suka dan
duka banyak terjadi meskipun banyak dukanya karena harus beradaptasi
dengan iklim dunia tehnik mesin yang identik dengan ketelitian dan
ketepatan. Salah satu praktek yang sangat berat bagi saya adalah
mengikir, pada saat praktek tersebut saat berangkat sekolah ada beban
yang berat karena prakteknya yang sangat berat. Meskipun dengan duka
yang seperti itu suasana belajar yang paling menudukung menurut saya
adalah tahun pertama karena jadwal praktek hanya 5 jam, tugas-tugas
belum banyak dan yang paling penting pada saat minggu praktek hari
sabtu libur sehingga ada hari dimana kita benar-benar rileks untuk
membuang semua beban hasil lari paksa rutinitas satu minggu. Namun
semua itu sudah terlewati meskipun berat toh semua dapat saya lewati
dengan sukses, semua itu berkat keacuhan saya terhadap rasa malas
saya.
Di tahun kedua semua
berubah, kami mulai dikotakkan di 2 sub jurusan yang berbeda dan
untuk pertama kalinya saya masuk jam setengah 3 siang dan pulang jam
10 malam bagi saya itu bukan masalah tapi merupakan berkah karena
pada dasaenya saya suka sesuatu yang diluar kebiasaan. Di tahun itu
mulai banyak tugas-tugas yang memberatkan dan ditambah lagi guru-guru
yang “galak” terutama guru bengkel, mungkin karena kami dianggap
sudah bisa dan pada kenyataanya kami belum mengerti sepenuhnya karena
pada tahun pertama 1% keberuntungan masih sangat berperan, di thun
ini juga saya menemukan teman-teman yang memiliki polo pikir yang
hampir sama dengan saya sehingga semua hal yang terjadi dikelas 2
sangatlah cepat berlalu.
Setelah tahun kedua
usai saya dan seluruh teman kelas saya menginjak kelas 3, bukannya
tambah dewasa kelas saya menjadi sedikit sombong dengan prestasi di
tahun sebelumnya dan terkesan urakan, banyak dari teman saya yang
mulai mengotak-ngotak kan diri sehingga kekompakan kelas mulai
berkurang. Banyak teman yang saling “grenengi” dibelakang, saya
pun juga banyak mungkin karena mereka tidak suka dengan saya namun
bagi saya itu bukan masalah toh saya tidak cari masalah dan jika
mereka butuh saya pasti mereka akan secara 180 derajat berubah. Di
kelas tiga ini saya mulai tidak kerasan dengan kondisi belajar di
kelas karena banyak teman saya yang sebenarnya memiliki mimpi besar
tapi perjuangan mereka di kelas sebesar mimpi-mimpi mereka dan malah
mengganggu teman yang lain yang benar-benar ingin mencoba meraih
mimpinya. Sebenarnya saya kecewa dengan teman-teman saya karena
mereka sepertinya bukan mereka-mereka yang dulu saat pertama di kelas
2 bukan yang suka “ngrasani”. Tapi semua itu suatu proses
kedewasaan bagi saya dan teman-teman semoga semua ini menjadikan kami
lebih baik lagi, saya juga berharap setelah semua ini selesai
semangat Ignatian dan 3C yang selalu saya dengan tetap ada didiri
saya, meskipun omongan tersebut seperti omongan anak kecil tapi itu
merupakan sesuatu yang orang dewasa sering lakukan, mengabaikan
sesuatu hal yang kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar