.

.

Laman

Kamis, 28 November 2013

Refleksi


Selama hampir tiga tahun di Mikael, banyak sekali hal yang saya lakukan. Setelah tiga tahun berproses banyak perubahan yang ada pada diri saya, baik perubahan yang positif maupun negatif. Pertama kali saya masuk di Mikael saya merupakan pribadi yang sangat kaku dan tidak humoris sekali serta terkesan terlalu serius, hanya butuh satu tahun saja sifat itu hilang semua, saya berubah menjadi pribadi yang sangat humoris dan tidak terlalu tegang.
Tahun pertama bagi saya adalah tahun pengujian, karena di tahun pertama lah suka dan duka banyak terjadi meskipun banyak dukanya karena harus beradaptasi dengan iklim dunia tehnik mesin yang identik dengan ketelitian dan ketepatan. Salah satu praktek yang sangat berat bagi saya adalah mengikir, pada saat praktek tersebut saat berangkat sekolah ada beban yang berat karena prakteknya yang sangat berat. Meskipun dengan duka yang seperti itu suasana belajar yang paling menudukung menurut saya adalah tahun pertama karena jadwal praktek hanya 5 jam, tugas-tugas belum banyak dan yang paling penting pada saat minggu praktek hari sabtu libur sehingga ada hari dimana kita benar-benar rileks untuk membuang semua beban hasil lari paksa rutinitas satu minggu. Namun semua itu sudah terlewati meskipun berat toh semua dapat saya lewati dengan sukses, semua itu berkat keacuhan saya terhadap rasa malas saya.
Di tahun kedua semua berubah, kami mulai dikotakkan di 2 sub jurusan yang berbeda dan untuk pertama kalinya saya masuk jam setengah 3 siang dan pulang jam 10 malam bagi saya itu bukan masalah tapi merupakan berkah karena pada dasaenya saya suka sesuatu yang diluar kebiasaan. Di tahun itu mulai banyak tugas-tugas yang memberatkan dan ditambah lagi guru-guru yang “galak” terutama guru bengkel, mungkin karena kami dianggap sudah bisa dan pada kenyataanya kami belum mengerti sepenuhnya karena pada tahun pertama 1% keberuntungan masih sangat berperan, di thun ini juga saya menemukan teman-teman yang memiliki polo pikir yang hampir sama dengan saya sehingga semua hal yang terjadi dikelas 2 sangatlah cepat berlalu.
Setelah tahun kedua usai saya dan seluruh teman kelas saya menginjak kelas 3, bukannya tambah dewasa kelas saya menjadi sedikit sombong dengan prestasi di tahun sebelumnya dan terkesan urakan, banyak dari teman saya yang mulai mengotak-ngotak kan diri sehingga kekompakan kelas mulai berkurang. Banyak teman yang saling “grenengi” dibelakang, saya pun juga banyak mungkin karena mereka tidak suka dengan saya namun bagi saya itu bukan masalah toh saya tidak cari masalah dan jika mereka butuh saya pasti mereka akan secara 180 derajat berubah. Di kelas tiga ini saya mulai tidak kerasan dengan kondisi belajar di kelas karena banyak teman saya yang sebenarnya memiliki mimpi besar tapi perjuangan mereka di kelas sebesar mimpi-mimpi mereka dan malah mengganggu teman yang lain yang benar-benar ingin mencoba meraih mimpinya. Sebenarnya saya kecewa dengan teman-teman saya karena mereka sepertinya bukan mereka-mereka yang dulu saat pertama di kelas 2 bukan yang suka “ngrasani”. Tapi semua itu suatu proses kedewasaan bagi saya dan teman-teman semoga semua ini menjadikan kami lebih baik lagi, saya juga berharap setelah semua ini selesai semangat Ignatian dan 3C yang selalu saya dengan tetap ada didiri saya, meskipun omongan tersebut seperti omongan anak kecil tapi itu merupakan sesuatu yang orang dewasa sering lakukan, mengabaikan sesuatu hal yang kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar